1. Komunikasi
Lakukan komunikasi yang terbuka dan positif dengan anak. Orangtua
harus bersikap terbuka menanggapi pernyataan dan keingintahuan anak
tentang komputer dan internet. Dengan komunikasi yang hangat, anak
mendapat pemahaman yang jelas tentang bagaimana menggunakan fasilitas
internet sehingga dampak negatifnya bisa dikurangi.
2. Tentukan situs-situs yang bisa diakses anak
Tidak semua situs aman dibuka oleh anak, Moms. Bahkan
Facebook pun sebenarnya hanya boleh diakses oleh anak yang telah berusia
13 tahun. Sebaiknya pilihkan situs-situs yang memang khusus untuk anak
atau situs yang mengandung muatan edutainment (edukasi dan entertainment).
3. Tetapkan aturan sebelum memberi akses
Keamanan diri anak, termasuk di dunia maya, harus terus dalam
pantauan dan bimbingan orangtua. Untuk itu, tetapkan aturan seperti:
- Hanya mengakses internet jika ada orangtua atau pengasuh yang mendampingi.
- Tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal.
- Tidak boleh memberikan data pribadi kepada orang asing.
- Segera melapor ke orangtua jika mendapat perlakuan tidak menyenangkan di dunia maya.
4. Pasang software untuk melindungi anak dari konten berbahaya
Tidak ada teknologi apapun yang efektif 100% mencegah munculnya
konten berbahaya. Tapi kita bisa lebih melindungi anak dengan memasang
K9 Parental Software atau Norton Family Online. Jika anak masih usia
prasekolah, TK dan kelas 1-3 SD, install web browser khusus seperti
Kidzui atau Kidoz.
5. Dampingi anak ketika browsing
Anak yang belum paham benar tentang baik dan buruknya internet, harus
didampingi ketika browsing supaya bisa menyaring dan memberi pemahaman
tentang apa saja yang dilihat atau dibacanya. Begitu pula saat
mengerjakan tugas. Perlahan, ketika anak sudah menginjak praremaja dan
mulai bisa membedakan baik buruk – serta paham bagaimana harus bersikap
ketika menemukan hal yang buruk di internet, ia bisa kita lepas untuk
mengakses internet sendiri. Tentu, pastikan parental software tetap
terpasang,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar